SILATURAHMI KURMA


Silaturahmi Kurma

PERJALANAN BERTEMU TEMAN HAJI


     Pagi ini, sambil sarapan buah, aku buka Hp, membaca info yang berseliweran di medio sosial. Lelah liat info-info sekitar Covid-19, aku meluncur ke IG. Ketika melihat IG Story teman Hajiku thn 2007, aku pun menyapa dia: apakabar sambil saling mengingatkan untuk saling menjaga kesehatan. Tentu aku menanyakan bagaimana kabar suaminya, yang saat kita pergi haji dulu itu, suaminya dalam kondisi tidak terlalu sehat. Jawabannya, Suami saya sudah meninggal 4 thn lalu bu Prof (begitu biasa dia memanggil saya).


     Loh Meninggal? Innalillahi wa inna illaihi rojiun. Sungguh saya kaget. Sama sekali kami tidak mendengar berita itu! Ketika saya sampaikan pada suami bahwa pak AGT sudah meninggal, suamiku bilang kita harus takziah. Segera kami selesaikan sarapan dan bersiap mendatangi rumah teman perjalanan Haji kami itu. Karena hari ini tidak ada sopir, saya tanya pada mpok Tari (demikian kami memanggil wanita asli betawi itu), alamat rumahnya. Dia menyebutkan satu daerah di Depok.

     Loh sudah pindah dari Tebet? Walau pertanyaan dalam hati itu belum terjawab, saya berdua suami mengendarai mobil menuju Depok dengan mengandalkan G-map yang dia kirim. Kami tidak terlalu akrab dengan daerah Depok, maka saya share live location juga ke Mpok Tari, kalau-kalau kami salah jalan bisa dia pantau. Dia bilang, sudah benar jalannya, nanti parkir di gudang aja ya biar lega tempatnya.


     Loh kok gudang? Aku taunya selama ini mpok Tari menjual camera, kok menyebut gudang. Masya Allah, rupanya sekarang mpok Tari menjadi distributor Kurma yang didistribusikan ke beberapa kota di Indonesia. Bisnis camera tetap dijalankan, tetapi Kurma menjadi bisnis besar yang dia tangani beberapa tahun terakhir ini. Kami diajak berbincang di tokonya yang menjual aneka macam kurma (Saudi, Emirat, California, Palestina), aneka madu, suplemen, minyak zaitun dll yang berkaitan dengan kesehatan. Sambil melihat produk-produk yang dipajang dan tersusun rapih, mulailah mpok Tari bercerita bagaimana merawat almarhum suami yang selama 4 tahun menderita diabetes dan berakhir dengan kegagalan ginjal karena terlalu banyak minum obat. Diceritakan juga bagaimana dia membawa pak AGT ke berbagai tempat berobat. Dia memperlihatkan beberapa foto suaminya yang tampak kurus duduk di kursi roda. Walau duduk di kursi roda, mpok Tari tetap mengajak suaminya jalan-jalan dan mpo Tari sendiri yang mengendarai mobil. Tiba saatnya dia menceritakan bagaimana dia mendapati suaminya  meninggal dunia. Keadaan duka itu terjadi di mobil kala mereka hendak pulang menuju Depok. Di  daerah Trakindo (TB Simatupang), dia curiga kenapa suaminya diam saja. Dipanggil-panggil, digoyang-goyang tidak berjawab. Firasat yang muncul adalah suaminya meninggal dunia. Dengan tetap mengendarai mobil, dia memberitahu ibunya kondisi pak AGT. Dia tetap mengemudi, menempuh perjalanan dari Trakindo menuju Depok. Sekalipun dia memperkirakan suaminya sudah meninggal dunia, sesampai di rumah dia tetap minta dicarikan dokter untuk memberi kepastian, dan dokter memang memastikan sudah meninggal dunia

     Wanita tegar yang tidak dikarunia anak ini, juga menceritakan betapa hingga 3 bulan di rumah, dia sedih kehilangan suami. Dimata dia, suaminya yang orang jawa itu adalah sosok yang sangat baik. Dia kehilangan sosok baik itu walaupun dia coba menenangkan hatinya bahwa suaminya sudah tidak menderita sakit lagi disana.  

      Akhirnya dia sadar tidak boleh berlarut dalam kesedihan. Maka bangkitlah dia dan kemudian memutuskan membesarkan bisnis kurma bersama ibu dan saudara-saudaranya. Sesak nafas aku mendengar ceritanya. Namun Tari yang tetap sederhana itu segera merubah suasana menjadi ceria dengan mengajak melihat gudang kurma miliknya.



     Diajaklah melihat gudang penyimpanan kurma yang sejuk disamping toko dan dilanjutkan melihat bangunan disebelah gudang. Nampaknya bangunanan itu masih baru. Tari yang badannya agak besar, tetap lincah dan cekatan menaiki tangga menuju ruang atas. Gedung itu disiapkan untuk pengemasan dan aktivitas produk-produknya, sebagai persyaratan sertifikasi BPOM. Ruangan yang masih baru itu belum jadi dikunjungi BPOM, karena pandemic Covid-19 melanda Indonesia.

Tari dipercaya sebagai distributor di Indonesia

     Selesai melihat fasilitas yang dimiliki, tibalah waktunya kami harus pamit karena beberapa tamu sudah menunggu untuk bertemu Tari. Sebelum pamit kami dibekali bingkisan beberapa jenis kurma. Sebagai penggemar kurma, tentu bingkisan ini sangat besar artinya. Rasanya ini pertemuan sangat luar biasa yang Allah rancang untuk kami. 

     Silaturahmi singkat itu, memberi kesan mendalam bagi saya. Tari wanita sederhana dibalik bisnisnya yang besar, adalah sosok wanita tangguh, tegar, ulet dan tabah. 



     
#wanitaulet
#pengusahawanita
#kurma

Comments

Post a Comment

Popular Posts