TERBANG BERSAMA MIMIPI DI KESUNYIAN
TERBANG BERSAMA MIMPI DI KESUNYIAN
*aku dedikasikan untuk keponakanku Irfan yang tunarungu
Sudah selayaknya setiap
manusia yang memiliki panca indera lengkap dan sehat, mensyukuri nikmat yang
diberikan Allah itu. Mata yang sehat dapat melihat indahnya pemandangan yang
terbentang di jagad raya. Begitupun dengan telinga yang sempurna, dapat
mendengar suara yang merdu, suara keras maupun suara lembut sekalipun.
Itu tidak bisa didapatkan
oleh keponakanku Priyaka Irfan Astama Harsono yang biasa kita panggil Ipang.
Pemuda kelahiran kota Surabaya 24 Januari 1995 diberi nama yang bermakna
laki-laki berilmu/berpengetahuan yang selalu tersenyum. Memang betul, Ipang
sekalipun tunarungu, seyumnya yang menawan selalu dipenuhi dengan cita-citanya
yang tinggi.
HIDUP ITU UJIAN
Pada usia kehamilan 3 bulan
mama Ina (ibu Ipang) sakit dengan panas yang sangat tinggi. Menurut dokter
kandungan terserang virus campak morbili. Karena menyerang pada saat kehamilan
3 bulan dan pada saat itu adalah saat dimana syaraf-syaraf terbentuk, maka
dokter khawatir virus ini akan menyerang syaraf-syaraf mata atau telinga bahkan
bisa menyerang keduanya. Saat itu dokter menawarkan untuk diaborsi saja
daripada nantinya akan terlahir cacat.
Tapi mereka kedua orang
tuanya sepakat mempertahankan. Bagaimanapun kehamilan ini adalah anugrah dan
belum tentu bisa terjadi kehamilan lagi. Tak ada rumah tangga tanpa ujian,
Ujian dalam rumah tangga adalah keniscayaan.
Hari-hari penuh ketegangan
menunggu saat melahirkan diisi penuh dengan doa dan harapan agar anak yang
dilahirkan adalah bayi dengan fisik normal. Saat persalinan itu tiba, bayi
terlahir kecil sekali, hanya 2.1 kg dan panjang 49 cm. Bisa dibayangkan sangat
mungil sekali. Lahir dengan fisik lengkap dan normal serta menangis keras sehingga
hilanglah pikiran terlahir cacat dan lupa dengan kata-kata dokter kandungan yg
mengatakan ipang akan mengalami kendala antara mata atau telinganya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2RGORb-f4_2VQ0DFgiZC8OtJSssKRk65cEKhOz06V6mBddOSbpVZp9pcMBGtF5yhwYdJe7-SXUw3FN82wq_lD0RLoMZgzW7fkC8nzQs3M-96Vwc34BAWOtIrNjirCBQPr920n5XATC1g/s320/WhatsApp+Image+2019-03-12+at+6.57.37+AM+%25281%2529.jpeg)
DRAMA PANCI
Saat umur 6 bulan, bertepatan
libur sekolah, semua cucu-cucu berlibur di rumah orang tuaku. Ditengah suara
teriakan dan canda yang ramai para cucu, ipang yg sedang tidur tidak terganggu
sama sekali. Ibuku dengan naluri seorang bidan mulai menyadarkan kita semua
bahwa ada yang tidak beres dengan ipang. Ibu tepuk tangan disamping telinga ipang, tetap saja ipang
tidur pulas.
Ibu kemudian ambil panci dan dibanting
ke lantai, dan ipang tetap saja tidur dengan pulas. Peristiwa itu mengingatkan kembali
kata-kata dokter kandungan dr Heru. Apa yang beliau prediksi benar dan nyata
adanya. Ipang tidak bereaksi dengan suara baik rendah maupun suara keras.
Kemudian baby ipang dibawa kontrol ke dokter anak dan menjalani serangkaian
pemeriksaan. Hasilnya disampaikan bahwa bayi ipang tuli hampir 100%. Mendengar
kabar itu tentu dunia serasa runtuh dan kesedihan luar biasa menimpa keluarga
adikku, juga orang tuaku. Adikku disarankan untuk memeriksakan Ipang ke
Jakarta. Pemeriksaan dilakukan di RSCM dan Kasoem Hasilnya sama dengan yang di
Surabaya, bahwa ipang tuli total. Sejak itu tidak ada hari-hari tanpa air mata
dan perjuangan hidup membesarkan anak tunarungu terus diupayakan ditengah hati
yang belum siap menerima kenyataan itu.
PINDAH JAKARTA
Tentu ini kehidupan yang
tidak mudah untuk dijalani. Orang tua ipang terus mencari informasi dan belajar
bagaimana menjadi orang tua yang baik bagi anak yang berkebutuhan khusus.
Mereka memutuskan untuk pindah ke Jakarta, demi mengejar fasilitas sekolah yang
lebih baik untuk anak tuna rungu. Umur 3 tahun, ipang mulai sekolah di Taman
Kanak-Kanak Luar Biasa B (Tunarungu). Dilanjutkan SDLB = Sekolah Dasar Luar
Biasa B (Tunarungu) hingga kelas 6 SD. Saat akan naik ke kelas 7 Ipang pindah
ke SD Negeri untuk mengulang di kelas 6 supaya bisa mendapatkan materi
pelajaran SD Umum dan bisa ikut UN. Lulus SDN melanjutkan ke SMP Negeri 240 dan
SMK Negeri 6 jurusan Animasi. Sejak kelas 6 SD, Ipang mulai bersekolah di
sekolah inklusif. Ini tentu sebuah tantangan kehidupan bagi ipang yang
tunarungu. Namun ipang merasakan banyak teman dan guru yang membantu dan
mendukungnya.
Di luar jalur sekolah, sejak umur sembilan tahun, Ipang
menggeluti Taekwondo. Cabang olah raga lain seperti berenang, soft ball dan
sepak bola pernah dia coba, namun tetap Taekwondo adalah satu-satunya olahraga
yang bisa membuatnya cinta mati. Dengan Taekwondo, ia bisa menyalurkan energinya
dan melalui Taekwondo, ia menemukan kebahagiaan tersendiri yang mungkin selama
ini sulit ia dapatkan karena sering ‘diasingkan’ dari masyarakat.
KULIAH DAN
PRESTASI TAEKWONDO
Ipang
ditrima kuliah di Perguruan Tinggi Negeri UNJ Fakultas Ilmu Olahraga Jurusan
Konsentrasi Kepelatihan Olahraga. Saat mengikuti test, banyak yang meragukan
kemampuan ipang bahkan ada dosen yang protes karena UNJ menerima mahasiswa
difabilitas. Namun ipang dapat menunjukkan prestasi dengan baik dan bisa
menyelesaikan kuliah dengan nilai baik bahkan ipang menjadi contoh bagi UNJ
memiliki mahasiswa tunarungu berprestasi.
Karena cintanya Ipang dengan jurusan yang dia
pilih sehingga dia sangat menikmati perannya sebagai mahasiswa dan dia sangat
bersyukur memiliki Bapak Ibu Dosen dan Dekan yang sangat mendukung dan menerima
Ipang apa adanya. Bahkan Ipang sampai tidak sadar jika materi kuliahnya sudah
habis di semester 6 dan di semester 7 dia bisa menyusun dan menyelesaikan
skripsinya dilanjutkan dengan sidang skripsi yg telah dilakukan tgl 27 februari
2019 yg lalu. Sungguh luar biasa.
Sambil menjalani kuliah, ipang tetap berlatih
Taekwondo. Ipang merasakan
kepuasan tersendiri saat menggeluti taekwondo. Tidak hanya itu, dia juga dapat
berprestasi seperti anak-anak normal lainnya. Sebelum turun ke nomor poomsae,
ipang mengikuti kyorugi (cabang tarung). Namun saat itu wasit belum memakai
gerakan tangan sehingga membuat Ipang kewalahan. Dengan
Taekwondo, ipang meraih Prestasi Nasional dan internasional .
Pada 2010,
ipang berhasil mewujudkan impiannya untuk menjadi atlet taekwondo nomor poomsae
terbaik di DKI. Setelah mendapatkan predikat tersebut, dia kembali mendapatkan
kesempatan untuk menjadi atlet tunarungu pertama Indonesia yang mengikuti
kejuaran di luar negeri yaitu Deaflimpic (kejuaraan khusus untuk penyandang
tunarungu) ke-22 yang diselenggarakan di Sofia, Bulgaria pada tahun 2013. Ipang
masuk peringkat ke-7 dunia, Male Poomsae Individu World Deaf Taekwondo, per
December 2013. Ipang, juga
berkesempatan membawa Api Obor Asian Games 2018. Adalah sebuah kehormatan
mendapatkan kesempatan sebagai pembawa Obor Asian Games 2018. Bagi Ipang,
kesempatan tersebut menjadi sebuah kebanggaan tersendiri, sebuah sejarah dalam
kehidupannya.
SAYA TIDAK
KEHILANGAN PENDENGARAN
Sebagai seorang
sarjana yang juga sebagai pemain dan pelatih Taekwondo yang punya prestasi,
Ipang bisa menunjukkan bahwa sebagai seorang yang memiliki kekurangan bisa
berpresatasi seperti anak normal umumnya. Ipang masih ingin melanjutkan kuliah
ke jenjang yang lebih tinggi, S2 dan ingin memiliki Dojang Taekwondo sendiri. Ipang sangat ingin
adik-adiknya yang Atlet2 Taekwondo Tunarungu dan Cabang Olahraga lainnya juga bisa berprestasi seperti dia bahkan
harus melebihi dirinya.
Selalu
semangat, itulah ipang yang tidak ingin menyesali keadaannya sekalipun dia tahu
ada yang masih memandangnya dengan sinis dan menyakitkan, namun itu semua dia
jadikan pemicu untuk meraih mimpi-mimpinya di dalam kesunyian.
Ipang pernah
berkata bahwa: “Saya Tuli sejak
lahir, tidak pernah bisa mendengar. Jadi saya tidak kehilangan pendengaran,
karena saya memang tidak pernah punya itu”. ![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfBIpXiPe9oWgXTKbpTzTPnM0AAUHnBL5Bkbr8vI95w3hnLRaGJ7de_P6pf8tZ4PrKzAewY3VdFvAz_29B1CreKVEiMQPo6_SYggayV3R8AYn_AoNNmMcI-GTfK0nc4bTN-s3QMITpDig/s320/WhatsApp+Image+2019-03-12+at+6.57.33+AM.jpeg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfBIpXiPe9oWgXTKbpTzTPnM0AAUHnBL5Bkbr8vI95w3hnLRaGJ7de_P6pf8tZ4PrKzAewY3VdFvAz_29B1CreKVEiMQPo6_SYggayV3R8AYn_AoNNmMcI-GTfK0nc4bTN-s3QMITpDig/s320/WhatsApp+Image+2019-03-12+at+6.57.33+AM.jpeg)
Comments
Post a Comment