SUINEM ASISTENKU 25 Tahun
SUINEM ASISTENKU 25 Tahun
Adalah Suinem seorang asiten rumah tangga kami yang
sudah bekerja dengan kami sejak tahun 1994. Yah 25 tahun waktu yang cukup lama untuk sebuah pengabdian bekerja
sebagai asisten rumah tangga.
Masih terlintas diingatanku saat pertama kali Inem
mulai bekerja pada keluarga kami. Kala itu sekitar awal tahun 1994 saat kami
belum lama tinggal di Jakarta setelah bermukim di Jepang 7 tahun lebih.
Kami yang masih harus mendampingi anak-anak beradaptasi
dengan Jakarta yang panas dan penuh corat coret Grafiti dimana-mana dan sampah
berantakan disana-sini, merasa perlu mencari asisten rumah tangga.
Anak-anak masih harus didampingi kemana saja mereka beraktivitas apalagi anak kedua masih sulit berbahasa Indonesia.
Sepulang dari Jepang itu kami tinggal di Jl. Cidodol Kebayoran Lama. Setiap
pagi banyak yang lalu lalang di depan kompleks rumah kami Jakarta Housing. Suinem
termasuk yang setiap pagi melintas di depan rumah, dan selalu tersenyum padaku.
Akhirnya kami saling menyapa. Aku memberanikan diri bertanya, dari mana dan mau
kemana? Rupanya dia menerima jasa menucuci dan setrika di beberapa rumah. Terpikir
olehku perlu juga punya tenaga mencuci
sekalipun saat itu aku sudah menggunakan mesin cuci, namun selalu tidak sempat
menyetrika. Aku memberanikan diri bertanya, apakah masih bisa membantu mencuci
di rumah kami? Rupanya dia mau apalagi tahu bahwa kami menggunakan mesin cuci sementara
di rumah lain dia mencuci dengan tangan.
Beberapa bulan kemudian, dia menawarkan diri mau
bekerja penuh dari pagi hingga sore dan meninggalkan jasa mencuci di rumah
lain. Tentu bersyukur sekali akhirnya aku punya asisten yang bisa mengurus
rumah, meringankan tugasku dalam mengurus rumah.
Inem sosok yang tidak banyak bicara dan selalu bicara dan bertindak dengan tata cara Jawa. Inem memang akhirnya menjadi bagian dari keluarga kami. Tidak
hanya sebagai tukang cuci, tapi akhirnya menjadi juru masak keluarga. Anak-anak
sangat dekat dengan Inem. Mereka memanggil: mba Inem atau mba Incem. Inem mengikuti
perkembangan masa pubertas anak-anak saat menginjak usia remaja dan menjadi
saksi kehidupan anak-anak menikah sekaligus mengantarkan anak-anak kami punya
anak. Inem menjadi saksi kehidupan karier suami, dari seorang PNS yang baru
pulang sekolah, kemudian menapaki jenjang karier yang dilalui suamiku mulai
sebagai Direktur di BPPT, Deputy di LIPI kemudian Waka LIPI, Kepala LIPI sampai akhirnya memasuki usia pensiun 65
tahun. Dengan setia Inem mengikuti perjalanan kehidupan keluarga kami. 💮
Comments
Post a Comment